Upacara Sakramen ini secara esensial terdiri dari pengurapan dengan minyak yang, sedapat mungkin, diberkati oleh Uskup. Pengurapan ini diberikan pada dahi dan kedua tangan si sakit ritus Roma atau juga bagian-bagian tubuh lainnya dalam ritus lainnya diiringi dengan doa Imam yang memohon rahmat khusus Sakramen ini bagi si sakit. KKGK 318 Sakramen Pengurapan Orang Sakit
SakramenPengurapan Orang Sakit (SPOS) adalah salah satu sakramen yang yang diterima oleh umat Kristiani. Sakramen ini, pada praktiknya kadang disalah mengerti. Banyak umat Kristiani memahami Sakramen Pengurapan Orang Sakit sebagai sakramen menuju kematian. Pemahaman ini kadang membuat orang takut untuk menerimanya.
Pengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua. Dalam sakramen ini seorang imam mengurapi orang yang sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara ini. "Pengurapan orang sakit dapat dilayankan bagi setiap umat beriman yang, karena telah mencapai penggunaan akal budi, mulai berada dalam bahaya yang disebabkan sakit atau usia lanjut" kanon 1004; KGK 1514. Baru menderita sakit ataupun makin memburuknya kondisi kesehatan membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh seseorang. Rincian The Seven Sacraments 1445 oleh Rogier van der Weyden menunjukkan sakramen Extreme Unction atau Anointing of the Sick. Dalam tradisi Gereja Barat, sakramen ini diberikan hanya bagi orang-orang yang berada dalam sakratul maut, sehingga dikenal pula sebagai "Pengurapan Terakhir", yang dilayankan sebagai salah satu dari "Ritus-Ritus Terakhir". "Ritus-Ritus Terakhir" yang lain adalah pengakuan dosa jika orang yang sekarat tersebut secara fisik tidak memungkinkan untuk mengakui dosanya, maka minimal diberikan absolusi, yang tergantung pada ada atau tidaknya penyesalan si sakit atas dosa-dosanya, dan Ekaristi, yang bilamana dilayankan kepada orang yang sekarat dikenal dengan sebutan "Viaticum", sebuah kata yang arti aslinya dalam bahasa Latin adalah "bekal perjalanan".Upacaratersebut disebut dengan Upacara Sakramen Penguatan/ Sakramen Krisma. 2. Amatilah gambar berikut ini! 3. Setelah mengamati gambar tersebut, rumuskanlah beberapa pertanyaan sehubungan dengan upacara dalam cerita Suku Dani dan Upacara Sakramen Penguatan tersebut. 4. Diskusikan dengan temanmu dari pertanyaan yang telah dirangkum bersama guru.
PengurapanOrang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua setelah sakramen Tobat. Yang berhak menerimanya adalah orang beriman yang merasa mulai menghadapi bahaya maut (sakit keras), lanjut usia, maupun orang yang menghadapi operasi besar. Jika orang yang sudah menerima SPOS itu sembuh, jika kemudian sakit lagi maka dapat menerimanya kembali.
Saturday, May 2, 2020 Edit SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT Sebagi umat Katolik kita kerap kali mendengar akan Sakramen Pengurapan orang Sakit. Akan tetapi tidak banyak juga yang tahu atau bahkan salah mengartikan akan arti dan makna sakramen ini. Sakramen Pengurapan Orang Sakit terkadang terkesan menakutkan bagi sebagian orang. Karena biasanya setelah mendapatkan sakramen ini orang akan mengalami kematian. Baik kita yang melihat akan pemberian sakramen ini atau bahkan orang yang menerimanya akan merasa khawatir, karna mereka yang mendapatkan sakramen ini. Sakramen ini diberikan bukan untuk menakut-nakuti orang agar mereka cepat mengalami kematian, tetapi sebaliknya bahwa orang yang menerima sakramen ini mereka akan merasa semakin dikuatkan didalam iman. Lalu siapakah yang dapat memberikan sakramen ini? Dalam pemberian sakramen pengurapan orang sakit hanya dapat diberikan oleh Imam atau Romo yang sah. Jika pemberian sakramen ini dilakukan oleh Prodiakon, Frater, atau suster itu tidaklah sesuai dengan aturan dan hukum Gereja. Jadi hanya Imam saja yang sah untuk dapat memberikan sakramen ini. Orang yang sakit seperti apa yang dapat diberikan sakramen ini? Mereka yang mendapatkan sakramen pengurapan orang sakit adalah mereka yang sakit keras atau dalam sakit yang bahaya atau mereka yang sakit sudah lanjut usia yang dapat menerima sakramen ini. Mereka yang sakit juga sudah tidak dapat menggunakan akal budinya untuk melakukan sesuatu, maka boleh diberikan sakramen ini. Jika mereka yang menerima sakramen ini dapat sembuh kembali, maka kita perlu bersyukur akan hal ini. Dan jika suatu saat mereka kembali mengalami sakit yang sama dengan ancaman bahaya, maka sakramen ini juga masih dapat dia terima. Sakramen Pengurapan Orang Sakit ini diharapkan dapat memberikan kekuatan bagi mereka yang sedang sakit dalam bahaya, dan dalam penderitaan sakit itu mereka dapat semakin sabar dan kuat dalam imannya. Jadi kekuatan akan Allah sungguh hadir kepada mereka yang sedang sakit, dan mereka tidak merasa sendirian dalam mengalami cobaan yang dihadapinya.
Artikel Berita Keuskupan; Berita Paroki; Berita Lingkungan; Features; Iman Katolik. Doa Dasar; Doa Liturgis; Doa Devosi dan Ziarah. Novena Hati Kudus Yesus; Doa Rosario Santo Yusuf PengurapanOrang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua. Dalam sakramen ini seorang imam mengurapi orang yang sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara ini. "Pengurapan orang sakit dapat dilayankan bagi setiap umat beriman yang, karena telah mencapai penggunaan akal budi, mulai berada dalam bahaya yang disebabkan sakit atau usia lanjut" (kanon 1004; KGK 1514). .