Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS ilmu tentang metode mengajar. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Ilmu tentang cara orang dewasa belajar: METODE:
Pengertian dan Jenis-Jenis Metode Mengajar_Dalam dunia pendidikan, Anda sebagai pendidik tentunya sangat paham dengan metode mengajar. Bagaimana cara guru menyampaikan pelajaran kepada murid dapat dilakukan dengan teknik atau metode mengajar tersebut. A. Pengertian Metode Mengajar Metode menurut Djamaludn dan Adbullah Ali dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam 1999 ialah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut WJS. Poerwadarminta dalam KBBI metode mempunyai arti cara yang telah diatur untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan kata Mengajar adalah suatu usaha/kegiatan yang dilakukan oleh guru, dengan sedemikian rupa sehigga tingkah laku siswa berubah menuju ke arah yang lebih baik. Sedangkan menurut Gagne, Briggs, dan Wagner dalam Winataputra 2008 pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga menjabarkan definisi tentang pembelajaran yaitu proses interaksi peserta didik dengan pendididik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar tertentu. Pembelajaran bisa diartikan sebagai suatu bantuan yang diberikan oleh pendidik dalam hal ini guru kepada peserta didik, agar peserta didik atau siswa tersebut dapat menyerap atau memperoleh ilmu pengetahuan. Jadi, pengertian metode mengajar ialah suatu cara atau jalan yang ditempuh oleh seorang tenaga pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan bisa dicapai dengan baik. Metode mengajar atau metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sebuah strategi yang digunakan oleh guru sebagai media guna mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan ini kemudian mendorong seorang guru atau pengajar untuk mencari metode yang tepat dan efektif agar penyampainnya dapat diserap dengan baik oleh para siswa. B. Macam-Macam Metode Mengajar Dalam dunia pendidikan, metode mengajar bukan hanya terdiri dari satu jenis saja. tapi, guru bisa menerapkan berbagai jenis metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan jenis materi yang disajikan. Ada beberapa jenis metode mengajar yang selama ini telah umum digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu 1. Metode Ceramah Metode mengajar ceramah adalah salah satu metode yang paling umum, paling lama, dan paling banyak dijumpai dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah adalah penutuan materi pelajaran secara lisan dari guru kepada siswa. Menurut Ibrahim 2003, metode ceramah adalah cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan ataupun informasi maupun uraian tentang suatu pkok bahasan serta masalah secara lisan. Guru yang menerapkan metode ceramah dalam proses belajar mengajarnya harus benar-benar mengusai materi pembelajaran. Tapi metode ceramah ini juga memiliki banyak kelemahan seperti siswa yang pasif dan hanya guru yang aktif, membosankan, serta sukar mengukur tingkat pemahaman siswa. 2. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab ini memungkinkan komunikasi antara guru dengan siswa. Biasanya guru akan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa, kemudian siswa bertugas menjawab ataupun sebaliknya. Metode ini memiliki beberapa kelebihan misalnya saja bisa membuat siswa lebih aktif, lebih konsentrasi, berani, dan berfikir kreatif serta kritis. Tapi metode ini juga memiliki beberapa kelemahan seperti timbulnya suasana tegang di kelas jika guru tidak bisa mengelola atmosfer santai tapi serius, terkaadang susah membuat pertanyaan yang bisa dipahami oleh siswa, membuang banyak waktu, dan kadang pertanyaan tidak bisa mencakup seluruh kelas. 3. Metode Diskusi Dalam metode diskusi ini siswa didorong aktif untuk menemukan pengetahuannya sendiri, sedangkan guru hanya menjadi pembimbing. Siswa bisa membentuk kelompok diskusi dan menemukan jawaban atas permasalahan yang tengah dipelajarinya. Metode diskusi ini bisa melatih keberanian, sikap kritis, kreatifitas, saling menghargai, dan sikap musyawarah pada diri siswa. Tapi metode diskusi juga memiliki kelemahan biasanya dari sisi waktu yang panjang, tidak efektif untuk kelompk besar, informasi yang didapatkan terbatas, serta hanya dikuasai oleh siswa yang berani bicara. 4. Metode Eksperimen Percobaan Metode eksperimen adalah cara menyajikan materi pembelajaran yang mengutamakan siswa untuk menemukan sendiri inti materi melalui percobaan. 5. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara menyajikan materi pelajaran dengan memperagakan langsung kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari. Selain metode mengajar yang umum di atas, ada juga metode bermain peran, problem solving, proyek, karya wisata, latihan, dan pemberian tugas Itulah pengertian metode mengajar dan beberapa contohnya. Sebenarnya masih banyak lagi contoh lain terkait metode mengajar, karena hingga saat ini masih terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Tentangkursus ini. pembelajaran yang diutamakan adalah ilmu tajwid yaitu cara pembacaan al-qur'an yang ingsya Allah melalui pembelajaran tersebut, pelajar sedikit demi sedikit mampu mengetahui secra detail dalam versi sunda karangan kitab dari Manonjaya Miftahul Huda tentang hukum tajwid dan memahami tata cara pembacaan huruf dan ejaan Al-Qur'an dengan baik dan benar. Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS ilmu tentang metoda mengajar pelajar dewasa. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS Teka Teki Silang populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Gunakan tanda tanya ? untuk huruf yang tidak diketahui. Contoh J?W?B Pemilihanmodel dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan yang sesuai dengan potensi murid merupakan keterampilan dasar dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Hal inilah yang mendasari pandangan tentang ketepatan guru dalam memilih model dan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar murid Metode Uswah/keteladanan merupakan salah satu metode yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran, karna metode tersebut dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari oranng lain kususnnya peserta didik dalam proses pembelajaran , namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam artikel ini akan dibakas tentang metode Uswah/keteladanan. A. Pengertian Metode Uswah Keteladanan Kamus Ilmiah Populer disebutkan bahwa “keteladanan” berasal dari kata dasar “teladan” yaitu “perbuatan atau barang dsb, yang patut ditiru dan dicontoh.” Oleh karena itu keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh. [1] Kamus Al – Munawwir Indonesia dan Arab bahwa kata “keteladanan” diungkapkan dengan kata “uswah” dan “qudwah” Artinya “pengobatan dan perbaikan. [2] dalam alquran yaitu contoh atau teladan yang baik. Sehingga yang dikehendaki dengan keteladanan uswah hasanah di sini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian “uswah hasanah”. Senada dengan yang disebutkan di atas, Armai Arief juga menutip pendapat dari seorang tokoh pendidikan islam lainnya yang bernama Abi Al-Husain Ahmad Ibnu Al-Faris Ibn Zakaria yang termaktub dalam karyanya yang berjudul Mu’jam Maqayis al-Lughah, beliau berpendapat bahwa “uswah” berarti “qudwah” yang artinya ikutan, mengikuti yang diikuti. [3] Hal ini sesuai yang terkandung dalam surah al-Ahzab [33] ayat 21 Terjemahnya Sesungguhnya Telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah . [4] Ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad Saw ke permukaan bumi ini adalah sebagai contoh atau teladan yang baik bagi umatnya. Beliau selalu terlebih dahulu mempraktekkan semua ajaran yang disampaikannya kepada umat, sehingga tidak ada celah bagi orang-orang yang tidak senanguntuk membantah dan menuduh bahwa Rasulullah Saw hanya pandai bicara dan tidak pandai mengamalkan. Praktek uswah ternyata menjadi pemikat bagi umat untuk menjauhi segala larangan yag disampaikan Rasulullah dan mengamalkan semua tuntunan yang diperintahkan oleh Rasulullah, seperti melaksanakan ibadah shalat, puasa, jual beli, dll. Ayat di atas juga sering diangkat sebagai bukti adanya keteladanan dalam pendidikan. Muhammad Qutub misalnya mengisyaratkan sebagaimana yang dikutip oleh Abudin Nata dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa Pada diri Nabi Muhammad Allah menyusun suatu bentuk sempurna yaitu bentuk yang hidup dan abadi sepanjang sejarah masih berlangsung. [5] Jika pendidikan adalah melalui contoh, maka Rasul menempati posisi nomor wahid untuk di teladani, baru kemudian faktor figur lain menjadi sangat penting, baik di rumah, sekolah maupun masyarakat. Siapakah figur sentral di rumah? Siapakah figur sentral di sekolah? Dan siapakah figur sentral di masyarakat? Karena dalam tahapan pertumbuhan dan proses belajar, ciri khas seorang yang menjadi teladan bagi anak-anak dan remaja sangatlah penting. Semakin sempurna seorang dewasa yang menjadi teladan bagi anak-anak, maka tingkat penerimaan dan keberlansungannya juga semakin banyak. Lihat saja perilaku anak-anak, mereka sangat menyukai perilaku orang yang diteladaninya dan dengan senang hati berusaha membentuk dirinya seperti orang yang diteladaninya itu . Menurut Mangun Budiyanto bahwa apabila ittiba’ kepada Rasulullah, maka setiap pendidik/guru muslim seharusnya berusaha agar dapat menjadi uswatun hasanah, artinya bisa menjadi contoh teladan yang baik bagi perserta didiknya khususnya dan masyarakat pada umumnya, [6] meskipun diakui tidak mungkin bisa sama seperti keadaan Rasulullah, namun setidaknya harus berusaha ke arah itu. Dengan demikian keteladanan adalah tindakan atau setiap sesuatu yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukakan atau mewujudkannya, sehingga orang yang di ikuti disebut dengan teladan. Namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang baik. [7] Sehingga dapat didefinisikan bahwa metode keteladanan uswah adalah metode pendidikan yang diterapkan dengan cara memberi contoh-contoh teladan yang baik yang berupa prilaku nyata, khusunya ibadah dan akhlak Metode ini sangat tepat apabila digunakan untuk mendidik atau mengajar akhlak, karena untuk pelajaran akhlak dituntut adanya contoh teladan dari pihak pendidik atau guru itu sendiri. Terlabih bagi anak seusia sekolah dasar kebawah, yang masih didominasi oleh sifat-sifat imitasinya serba meniru terhadap apa yang di dengar dan diperbuat oleh orang-orang dewasa yang ada disekitranya. B. Prosedur Pelaksanaan Metode Uswah Keteladanan Prosedur dalam pelaksanaan metode ini dilaksanakan dalam dua cara, yaitu 1. Secara langsung direct Keteladanan yang dimaksud secara langsung di sini adalah bahwa pendidik/guru itu sendiri harus benar-benar menjadi dirinya sebagai contoh teladan yang baik kepada peserta didiknya. Metode keteladanan sering juga di sebut thoriqotu bil uswatul khasanah. Nabi Muhammad Saw. Sebagai pendidik dan pengajar agung telah diberi anugarah predikat oleh allah Swt sebagai uswatuh hasanah. Apabila ittiba’ kepada Rasul, maka setiap pendidik atau guru muslim seharusnya berusaha agar dapat menjadi uswatun hasanah, artinya bisa menjadi contoh teladan bagi peserta didik khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya, meskipun diakui bahwa tidak mungkin sama seperti keadaan Rasulullah. Namun setidak-tidaknya, harus berusaha kearah itu. Menurut Ibnu Muqaffa dalam Mangun Budiyanto bahwa hubungannya metode ini pernah mengingatkan orang yang mengajar dan mendidik dirinya sendiri adalah yang paling berhak untuk dihormati dan dimuliakan daripada orang yang hanya mengajar dan mendidik orang lain. [8] Maka tepat sekali apa yang dipesankan Uyainah Bin Abi Sufyan dalm Fethullah Gulen kepada guru yang mengajar anaknya bahwa hendaklah yang pertama-tama kamu lakukann di dalam memperbaiki anakmu, adalah perbaiki dulu dirimu sendiri. Karena sesungguhnya mata anak-anak itu hanya tertuju kapadamu. Maka, apa yag baik menurut mereka adalah apa yang kamu perbuat, dan apa yang jelek menurut mereka adalah apa yang kamu tinggalkan. [9] Pesan Uyainah bahwa pendidik menjadi sorotan mata peserta didik. Sehingga apa yang diperbuat pendidik/ guru, apakah itu baik atau buruk akan member i bekas yang kuat kepada peserta didik. Yang perlu diperhatikan adalah karakteristik pendidik itu sendiri dan adapun karakteristik pendidik atau guru teladan adalah a. Karakteristik Akidah, Akhlak dan Prilaku. Yaitu pendidik atau guru harus mempunyai akidah yang bersih dari hal-hal yang bertentangan dengannya. Senantiasa merasa diawasi oleh Allah swt. muraqabah dimanapun berada, melakukan koreksi diri muhasabah atas kelalaian dan kesalahan. [10] Menanamkan sikaptawadhu’ rendah hati, jangan sampai timbul perasaanujub, karena orang yangtawadhu’ akan diangkatkan derajatnya oleh Allah Swt. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Qashash [28] ayat 83 Terjemahnya Negeri akhirat itu, kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. [11] Dari ayat di atas dapat tipahami bahwa tawadhu’ dan rendah diri kepada manusia merupakan sifat terpuji yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Karenanya barangsiapa yang tawadhu niscaya Allah akan mengangkat kedudukannya di mata manusia di dunia dan di akhirat dalam surga. Karenanya tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sekecil apapun, karena negeri akhirat beserta semua kenikmatannya hanya Allah peruntukkan bagi orang yang tidak tinggi hati dan orang yang tawadhu’ kepada-Nya. Guru harus berakhlak mulia, berkelakuan baik, dan menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan hal itu, baik di dalam maupun di luar kelas. Mampu mengatur waktu dengan baik, sehingga tidak ada waktu yag terlewatkan tanpa mendatangkan manfaat duniawi dan ukhrawi. Senantiasa melandaskan niat ibadah kepada Allah ketika mengajarkan ilmu. Tidak semata-mata mengandalkan kemampuan dan usaha belaka dalam mengajar, tetapi juga berdo’a meminta taufiq serta pertolongan dari Allah Swt. Pendidik harus menjadi teladan pada peserta didik dalam segala perkataan, perbuatan dan prilaku. Pendidik/guru harus selalu jujur, adil, berkata yang baik, dan memberi nasihat serta pengarahan kepada anak didik. b. Karakteristik Profesional. Profesi pendidik atau guru adalah profesi yang sangat yang diemban guru sangat agung. Seorang guru harus memiliki bekal dan persiapan agar dapat menjalankan profesi dan risalahnya. [12] Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang guru dan dibutuhkan dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut Menguasai materi pelajaran dengan matang melebihi peserta didiknya dan mampu memberikan pemahaman kepada mereka secara baik, memiliki kesiapan alami fitrah untuk menjalani proses mengajar, seperti pemikiran yang lurus,bashirah yang jernih, tidak melamun, berpandangan jauh ke depan, cepat tanggap, dan dapat mengambil tindakan yang tepat pada saat-saat kritis, menguasai cara-cara mengajar dan menjelaskan. Dia mesti menelaah buku-buku yang berkaitan dengan bidang studi yang diajarkannya. Sebelum memasuki pelajaran, guru harus siap secara mental, fisik, waktu dan ilmu materi. [13] Maksud kesiapan mental dan fisik adalah tidak mengisi pelajaran dalam keadaan perasaan yang kacau, malas ataupun lapar. Kesiapan waktu adalah dia mengisi pelajaran itu dengan jiwa yang tenang, tidak menghitung tiap detik yang berlalu, tidak menanti-nanti waktu usainya atau menginginkan para siswa membaca sendiri tanpa diterangkan maksudnya, atau menghabiskan jam pelajaran dengan hal-hal yang tidak ada gunanya bagi maksud kesiapan ilmu adalah dia menyiapkan materi pelajaran sebelum masuk kelas. Dia menyiapkan apa yang dikatakannya. Sebiasa mungkin, dia menghindari spontanitas dalam mengajar jika tidak menguasai materinya. 2. Secara tidak langsung non-direct Secara tidak langsung non-direct maksudnya adalah dengan menceritakan kisah-kisah atau riwayat-riwayat orang-orang besar, para pahlawan, para syuhada, termasuk para nabi. Dengan mengambil kisah-kisah atau riwayat-riwayat yang demikian itu diharapkan peserta didik akan menjadikan tokoh-tokoh ini sebagai uswatun hasanah. Salah satu kisah yang dapat dijadikan teladan adalah kisah Rasulullah Muhammad Saw. Beliau merupakan pribadi yang sukses menampilkan dirinya sebagai sosok yang memang pantas ditiru dan diteladani. Telah diketahui bersama bahwa All a h Swt mengutus Nabi Muhammad Saw agar menjadi teladan bagi seluruh manusia dalam merealisasikan sistem pendidikan. Setiap prilaku Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari merupakan prilaku Islami yang bersumber dari alquran. Aisyah ra sendiri pernah berkata bahwa akhlak beliau adalah alquran . Hal ini sesuai dengan fairman Allah dalam sutah al-Fath [48] ayat 29 Terjemahnya Muhammad itu adalah utusan Allah Swt yang orang-orang bersamanya adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih saying terhadap sesama mereka, kamu melihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah Swt …”. [14] Dari ayat di atas bahwa Rasul sebagai suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari, pembawa risalah abadi, kesempurnaannya menyeluruh dan universal, baik yang berhubungan dengan masalah ibadah, atau yang menyangkut kepatuhan atau kesabaran. Ini semua perlu diteladani dengan harapan agar kita menjadi manusia yang bermental Islami yang seluruh aspek kejiwaannya didasari dengan nilai-nilai luhur alquran dan hadits. C. Implementasi Metode Keteladanan dalam Realitas Pendidikan Tinjauan dari sudut ilmiah menunjukkan bahwa pada dasarnya keteladanan memiliki sejumlah azas kependidikan yaitu sebagai berikut Pertama, metode keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang senantiasa mengarah pada perbaikan sikap atau dikenal dengan budi pekerti. Dengan demikian, seorang pendidik dituntut untuk menjadi teladan di hadapan peserta didiknya, bersegera untuk berkorban, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang hina. Dengan begitu, para pendidik dan orang tua harus menyempurnakan dirinya dengan akhlak mulia. Kedua, sesungguhnya kepribadian Rasulullah Saw sebagai teladan abadi dan aktual bagi pendidik dan generasi muda sehingga setiap kali kita membaca riwayat beliau, semakin bertambahlah kecintaan dan hasrat kita untuk meneladani beliau. [15] Yang perlu kita garis bawahi, Islam tidak menyajikan keteladanan ini untuk menunjukkan kekaguman, tetapi Islam menyajikan keteladanan ini agar manusia menerapkan suri teladan ini kepada dirinya sendiri dan untuk peserta didik serta manusia secara umum. Dilihat dari hasil pengaplikasiannya keteladanan terpecah menjadi dua ranah yaitu Pengaruh langsung yang tidak disengaja Keberhasilan tipe peneladanan ini banyak bergantung pada kualitas kesungguhan realisasi karakteristik yang diteladankan, seperti keilmuan, kepemimpinan, keikhlasan, atau lain sebagainya. Dalam kondisi ini pengaruh teladan berjalan secara langsung tanpa disengaja. [16] Ini berarti bahwa setiap pendidik yang diharapkan menjadi teladan hendaknya memelihara tingkah lakunya dalam proses pembelajaran. Keteladanan dalam pendidikan adalah metode influentif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk peserta didik dalam moral, spiritual dan sosial. Hal ini karena pendidik adalah contoh terbaik dalam pandangan peserta didik, yang akan ditirunya dalam tindak-tanduknya, dan tata santunnya, disadari ataupun tidak, bahkan tercetak dalam jiwa dan perasaan suatu gambaran pendidik tersebut, baik dalam ucapan atau perbuatan, baik material atau spiritual, diketahui atau tidak diketahui. Pengaruh yang Sengaja Kadangkala peneladanan diupayakan secara sengaja. Maka umpamanya guru memberikan contoh membaca yang baik agar para pelajar menirunya, imam membaikkan shalatnya untuk mengajarkan shalat yang sempurna kepada orang-orang, dan komandan maju ke depan barisan di dalam jihad untuk menanamkan keberanian, pengorbanan, dan kegigihan di dalam jiwa pasukannya. [17] Dari sini dapat dilihat bahwa keteladanan dalam kehidupan sehari-hari memberikan implikasi yang luar biasa, begitu juga dalam pendidikan. Untuk itu seyogyanya sebagai pendidik harus merealisasikan keteladanan dalam proses pendidikan. Dengan demikian keteladanan adalah sesuatu yang sangat di harapkan untuk memberikan efek positif kepada lingkungan pendidikan baik pendidikan di sekolah maupun pendidikan di rumah, menselaraskan antara perkataan dan perbuatan adalah keharusan sehingga pendidik dan orang tua menjadi figur yang dapat ditiru oleh peserta didik maupun anaknya. D. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Uswah Keteladanan Metode keteladanan juga memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, sebag aimana lazimnya metode-metode lainnya. Secara sederhana berkaitan dengan penerapannya dalam proses mengajar kelebihan dan kekurangan metode keteladanan dapat dijelaskan yaitu sebagai berikut Kelebihan Metode Uswah Keteladanan Kelebihan Penggunaan metode uswah atau keteladanan dalam proses pembelajaran diantaranya sebagai berikut a Metode keteladanan dapat menciptakan hubungan harmonis antara pendidik dengan peserta didik b Dengan metode keteladanan tujuan guru yang ingin dicapai menjadi lebih terarah dan tercapai dengan baik. c Dengan metode keteladanan guru secara tidak langsung dapat mengimplementasikan ilmu yang diajarkannya. d Metode keteladanan juga mendorong guru untuk senantiasa berbuat baik karena menyadari dirinya akan dicontoh oleh muridnya. [18] Dari kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas dapat dikatakan bahwa metode keteladanan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan, dimana selain diajarkan secara teoritis peserta didik juga bisa melihat secara langsung bagaimana praktik atau pengamalan dari pendidiknya yang kemudian bisa dijadikan teladan atau contoh dalam berprilaku dan mengamalkan atau mengaplikasikan materi pendidikan yang telah dia pelajari selama proses belajar menganjar berlangsung. Kekurangan Metode Uswah Keteladanan Selain mempunyai kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan metode lainnya, dalam penerapannya metode keteladanan juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, diantaranya yaitu sebagai berikut a Jika dalam proses belajar mengajar figur yang diteladani dalam hal ini pendidik tidak baik, maka peserta didik cenderung mengikuti hal-hal yang tidak baik tersebut pula. b Jika dalam proses belajar menganjar hanya memberikan teori tanpa diikuti dengan implementasi maka tujuan pendidikan yang akan dicapai akan sulit terarahkan. [19] Dari serangkaian kelebihan dan juga kekurangan yang telah dijelaskan di atas dapat dikatakan bahwa, metode keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang mempunyai pengaruh dan terbukti bisa dikatakan efektif dengan berbagai kelebihannya, meskipun juga tidak terlepas dari kekurangan, dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial anak. Hal ini karena pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan anak didik, yang tindak-tanduk dan sopan santunnya disadari atau tidak, akan ditiru atau diteladani oleh peserta didiknya. Jadi dari kelebihan dan kekurangan diatas dapat terlihat betapa sentralnya peranan guru dalam hal ini merupakan sosok kunci yang akan memberikan telardan kepada peserta didik, dan juga sosok yang akan dijadikan model atu teladan oleh peserta didik, jadi dalam hal ini sukses atau tidaknya metode keteladalan dalam suatu pembelajran sangat tergantung pada sosok guru yang diteladani. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al- Mumtahanah [60] ayat 6 Terjemahnya Sesungguhnya pada mereka itu Ibrahim dan umatnya ada teladan yang baik bagimu; yaitu bagi orang-orang yang mengharap pahala Allah dan keselamatan pada hari kemudian. dan barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. [20] Ayat diatas memperlihatkan bahwa kata uswah selalu digandengkan dengan sesuatu yang positif “hasanah” atau yang baik dan suasana yang sangat menyenangkan yaitu bertemu dengan Tuhan sekalian alam. Oleh karena itu, keteladanan yang baik adalah salah satu metode yang bisa diterapkan untuk merealisasikan tujuan pendidikan. Hal ini karena keteladanan memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya mencapai keberhasilan pendidikan, dan juga dapat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap nilai-nilai pendidikan Islam terutama pendidikan ibadah dan pendidikan akhlak. DAFTAR PUSTAKA Arief, Armai . Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta Ciputat Pers, 200 7. Budiyanto, Mangun. Ilmu Pendiidkan Islam, Yogyakarta Griya Santri,2011. Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahannya Juz 1-30. Surabaya MEKAR. 2016. Direktorat Profesi Pendidik, Pedoman Penilaian Guru Berprestasi. Jakarta Depdikns,2008. El Rais, Heppy. Kamus Ilmiah Populer, Cet. 1; Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2012. Gulen, M. Fethullah. Versi Terdalam Kehidupan Rasulullah Saw. Di Terjemahkan Oleh Tri Wibowo Budi Santoso, Jakarta PT Raja Grafindo persada, 2008. Hidayat, Nurul. 2015. “Metode Keteladanan dalam Pendidikan Islam” Ta’allum Jurnal Pendidikan Islam Vol. 3, 2015 h. 47. Mamayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta Kalam Mulia, 2010. Mangun Budiyanto. Ilmu Pendiidkan Islam, Yogyakarta Ombak, 2013. Nata , Abudin . Filafat Pendidikan Islam , Jakarta Gaya Media Pratama, 2005. Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung Remaja Rosdakarya, 2007. Sitompul, Hafsa. 2016. “Metode Keteladanan Dan Pembiasaan Dalam Penanaman Nilai-Nilai Dan Pembentukan Sikap Pada Anak” Jurnal Darul Ilmi Vol. 4, 2016 h. 60 Sukarno. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Elkaf,2012 Sulaiman M. 2016. “Mendidik dengan tauladan. Jurnal studi Islam” Jurnal Studi Islam Vol. 11, 2016 h. 43. Syahidin . Metode Pendidikan Qur`ani Teori dan Aplikasi , Jakarta Misaka Galiza , 20 09. Uzer Usman, Moh. Menjadi Guru Profesional, Edisi ke dua Bandung Remaja Rosdakarya, 2011. Warson Munawwir, Ahmad. Kamus Al – Munawwir Indonesia Dan Arab, Surabaya Pustaka Progressif,2007. [1] El Rais, Heppy., Kamus Ilmiah Populer, Cet. 1; Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2012, h. 656. [2] Ahmad Warson Munawwir. Kamus Al – Munawwir Indonesia Dan Arab, Surabaya Pustaka Progressif,2007, h. 614 [3] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta Ciputat Pers, 200, Cet. 2, h .117 [4] Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahannya Juz 1-30. Surabaya MEKAR. 2016, h. 420. [5] Abudin , Nata , Filafat Pendidikan Islam , Jakarta Gaya Media Pratama, 2008 , h. 95. [6] Mangun Budiyanto, Ilmu Pendiidkan Islam, Yogyakarta Ombak, 2013, h. 149 . [7] Hafsa sitompul. 2016. “Metode Keteladanan Dan Pembiasaan Dalam Penanaman Nilai-Nilai Dan Pembentukan Sikap Pada Anak” Jurnal Darul Ilmi Vol. 4, 2016 h. 60 [8] Mangun Budiyanto, Ilmu Pendiidkan Islam, …..h. 149. [9] M. Fethullah Gulen, Versi Terdalam Kehidupan Rasulullah Saw. Di Terjemahkan Oleh Tri Wibowo Budi Santoso, Jakarta PT Raja Grafindo persada, 2002, 197. [10] M Sulaiman. 2016. “Mendidik dengan tauladan. Jurnal studi Islam” Jurnal Studi Islam Vol. 11, h. 43. [11] Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahannya Juz 1-30,……,h. 395. [12] Nurul “Metode Keteladanan dalam Pendidikan Islam” Ta’allum Jurnal Pendidikan Islam Vol. 3, 2015 h. 47. [13] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Edisi ke dua Bandung Remaja Rosdakarya, 2011, h. 37. [14] Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahannya Juz 1-30,……, h. 515 [15] Abdul Wahid Hasan, SQ Nabi Aplikasi Strategi Dan Model Kecerdasan Spiritual Rasulullah Di Masa Kini, Jogjakarta IRcisoD, 2006, h. 96. [16] Syahidin, Metode Pendidikan Qur`ani Teori dan Aplikasi, Jakarta Misaka Galiza , 20 09, hal. 45. [17] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung Remaja Rosdakarya, 2007, h. 35. [18] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, ….. [19] Sukarno. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Surabaya Elkaf,2012, h. 86. [20] Departemen Agama RI. Alqur’an dan Terjemahannya Juz 1-30,….h. 550. Andragogijuga memiliki pengertian lain yaitu, sebagai sebuah konsep pembelajaran orang dewasa yang telah dirumuskan dan diorganisasikan secara sistematis sejak tahun 1920. Pendidikan orang dewasa adalah suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Bagi orang dewasa belajar berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya (Pannen dalam Suprijanto, 2008). Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS ilmu tentang metode mengajar pelajar dewasa. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS Teka Teki Silang populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Gunakan tanda tanya ? untuk huruf yang tidak diketahui. Contoh J?W?BSistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS ilmu tentang metode mengejar pelajar dewasa. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
Jawaban ✅ untuk ILMU TENTANG METODE MENGAJAR PELAJAR DEWASA dalam Teka-Teki Silang. Temukan jawaban ⭐ terbaik untuk menyelesaikan segala jenis permainan puzzle Di antara jawaban yang akan Anda temukan di sini yang terbaik adalah ANDRAGOGI dengan 9 huruf, dengan mengkliknya Anda dapat menemukan sinonim yang dapat membantu Anda menyelesaikan teka-teki silang Anda. Solusi terbaik 0 0 Apakah itu membantu Anda? 0 0 Frasa Jawaban Huruf Ilmu Tentang Metode Mengajar Pelajar Dewasa Andragogi 9 Bagikan pertanyaan ini dan minta bantuan teman Anda! Apakah Anda tahu jawabannya? Jika Anda tahu jawabannya dan ingin membantu komunitas lainnya, kirimkan solusi Anda Serupa
Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS ilmu tentang metode mengajar pria dewasa. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
Belajar adalah sebuah proses yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, belajar dapat dilakukan oleh berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Namun, metode pengajaran yang efektif untuk pelajar dewasa berbeda dengan metode pengajaran untuk anak-anak. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas mengenai ilmu tentang metode mengajar pelajar dewasa TTS Teka-Teki Silang. Apa itu Teka-Teki Silang? Teka-Teki Silang adalah sebuah permainan teka-teki yang terdiri dari kotak-kotak yang harus diisi dengan huruf-huruf untuk membentuk kata-kata yang benar. Teka-Teki Silang biasanya terdiri dari kotak-kotak putih kosong dan kotak-kotak hitam yang memisahkan kata-kata. Pelajar dewasa seringkali tertarik untuk memainkan Teka-Teki Silang karena permainan ini dapat membantu meningkatkan kemampuan otak mereka. Mengapa Metode Pengajaran untuk Pelajar Dewasa TTS Harus Berbeda? Pelajar dewasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak. Pelajar dewasa biasanya sudah memiliki pengalaman hidup yang lebih luas dan kebutuhan belajar yang berbeda. Oleh karena itu, metode pengajaran untuk pelajar dewasa harus disesuaikan dengan karakteristik mereka. Metode pengajaran yang efektif untuk pelajar dewasa akan membantu mereka lebih mudah memahami materi dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan Teka-Teki Silang. Metode Mengajar Pelajar Dewasa TTS yang Efektif Berikut adalah beberapa metode mengajar pelajar dewasa TTS yang efektif Pendekatan Kognitif Pendekatan kognitif menganggap bahwa pelajar dewasa memiliki kemampuan berpikir yang lebih matang. Oleh karena itu, metode pengajaran harus disesuaikan dengan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh pelajar dewasa. Dalam metode pengajaran ini, pelajar dewasa akan lebih banyak melakukan pemecahan masalah dan analisis. Pendekatan Andragogi Pendekatan Andragogi menganggap bahwa pelajar dewasa memiliki kebutuhan belajar yang berbeda dengan anak-anak. Metode pengajaran yang efektif untuk pelajar dewasa harus mempertimbangkan kebutuhan belajar mereka. Dalam metode pengajaran ini, pelajar dewasa akan lebih banyak melakukan diskusi dan kolaborasi. Menggunakan Teknologi Pelajar dewasa umumnya lebih terbiasa dengan teknologi. Oleh karena itu, penggunaan teknologi dalam metode pengajaran TTS dapat membantu pelajar dewasa lebih mudah memahami materi dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan Teka-Teki Silang. Kesimpulan Dalam artikel ini, telah dibahas mengenai ilmu tentang metode mengajar pelajar dewasa TTS. Metode pengajaran yang efektif untuk pelajar dewasa akan membantu mereka lebih mudah memahami materi dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan Teka-Teki Silang. Beberapa metode pengajaran yang efektif untuk pelajar dewasa TTS antara lain pendekatan kognitif, pendekatan Andragogi, dan menggunakan teknologi. Blog .